PENGAJARAN BERBASIS PERBEDAAN INDIVIDUAL
A.
Konsep perbedaan
individual
1.
Pengertian perbedaan
Individual
Perbedaan individual dapat di lihat dari dua segi,
yaitu:
§ Segi Horizintal, setiap individu berbeda dengan
individu lainnya dalam aspek mental, seperti tingkat kecerdasan abilitas,minat,
ingatan, emosi, kemauan dsb.
§ Segi Vertikal, tidak ada dua individu yang sama dalam
aspek jasmaniah, seperti bentuk ukuran, kekuatan dan daya tahan tubuh. Perbedaan–perbedaan
itu masing-masing memilki kentungan dan kelemahan.
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan
individual, yakni factor warisan keturunan dan faktor pengaruh lingkungan.
2.
Jenis perbedaan
individual
Perbedaan
individual menunjukan banyak variasi dan variabilitasi. Ada baiknya
perbedaan-perbedaan itu ditinjau lebih jauh dan lebih khusus terutama pada
beberapa jenis aspek perbedaan serta cirri-cirinya.
a.
Kecerdasan
Siswa
yang memiliki IQ yang tinggi, umumnya mempunyai tingkat perhatian yang lebih
baik, belajar cepat, kurang memerlukan latihan, dan mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan
dalam waktu singkat, mampu menarik kesimpulan, dan melakukan abstraksi.
b.
Bakat
Untuk
mengetahui bakat siswa diperlukan penggunaan tes bakat, misalnya pada waktu
permulaan masuk sekolah. Berdasarkan hasil tes tersebut dapat dioerkirakan
hasil belajarnya. Selain dari itu bakat seseorang turut menentukan perbedaan
salam hal : hasil belajar, sikap, minat, dll
c.
Keadaan Jasmani
Para
siswa berbeda dalam hal tinggi, berat, dan kondisi organ-organ badannya.
Kondis badan, gangguan penyakit, dan
sikap akan mempengaruhi efisiensi dan kegairahan belajar, karena badannya mulai
lelah, kurang berminat melakukan kegiatan, tidak suka bermain, dan sebagainya.
Disamping itu juga terdapat siswa yang energik dan serta mudah suka melakukan
berbagai kegiatan atau berbuat sesuatu yang diminatinya.
d.
Penyesuaian Sosial dan
Emosional
Karakteristik
sosial dan emosional adalah dua sifat
yang erat kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya.
Kondisi-kondisi
lingkungan di kelompok, dalam kelas, di rumah setiap waktu akan berubah. Hal
ini berpengaruh terhadap perbuatan belajar, minat, percaya diri, dan keyakinan
tentang nilai hasil belajar.
e.
Latar Belakang Keluarga
Keadaan
keluarga mempengaruhi siswa, banyak factor yang bersumber dari keluarga yang
dapat menibulkan perbedaan individual, seperti kultur dalam keluarga.
f.
Hasil belajar
Perbedaan
hasil belajar dikalangan para siswa diebabkan oleh berbagai alternative
faktor-faktor, antara lain faktor kematangan akibat dari kemajuan umur
kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap
suatu bidang pelajaran yang diberikan.
g.
Para siswa yang
menghadapi kesulitan-kesulitan dalam handikap jasmani, kesulitan menyesuaikan
social
h.
Siswa yang cerdas dan
lamban belajar
Beberapa
ciri-ciri siswa yang cerdas yaitu, mempunyai energi yang lebih besar, sikap sosialnya lebih baik,
aktif, bekerja atas dasar rencana dan inisiatif sendiri, suka menyelidiki yang
baru dan lebih luas, tidak menyukai tugas-tugas yang tidak dimengerti, dan cepat malas kalau diberi hal-hal yang tidak
menarik minatnya.
Beberapa
siswa yang lamban yaitu, ia belajar dalam unit-unit yang lebih singkat, ia
butuh sering diperiksa kemajuannya dan perlu banyak perbaikan, perbendaharaan
bahasanya lebih terbatas, ia perlu memiliki banyak kata-kata baru untuk
memperjelas pengertian, ia mempunyai ruang minat yang sempeti, ia memiliki
waktu yang lamban dan sebagainya.
B.
Cara Melayani Perbedaan
individual
Berbagai
cara dapat dilakukan oleh guru untuk melayani perbedaan individual dalam proses
belajar mengajar di sekolah. Cara-cara tersebut antara lain sebagai berikut :
1)
Akselerasi dan Program
Tambahan.
2)
Pengajatan Individual.
3)
Pengajatan Unit.
4)
Kelas Khusus Bagi Siswa
yang Cerdas.
5)
Kelas Remedi bagi Siswa
yang Lamban.
6)
Pengelompokan
Berdasarkan Abilitas.
7)
Pengelompokan Informal
(Kelompok Kecil dalam Kelas).
8)
Supervisi Periode
Individualisme.
9)
Memperkaya dan
Memperluas Kurikulum.
10)
Pelajaran pilihan.
11)
Diferensiasi pemberian
tugas dan Pemberian tugas yang fleksibel.
12)
Sistem Tutorial.
13)
Pelajaran Padat.
14)
Bimbingan Individual.
15)
Modifikasi
Metode-Metode Mengajar.
PENGAJARAN
BERBASIS LINGKUNGAN
A.
Konsep Lingkungan
Lingkungan
merupakan dasar pendidikan atau pengajaran yang penting, bahkan dengan dasar
ini dapat dikembangkan suatu model persekolahan yang berorientasi pada
lingkungan masyarakat.
Pengertian
Lingkungan
Lingkungan adalah
sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan atau pengaruh tertentu
kepada individu.
Lingkungan
sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah
laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting.
Lingkungan belajar atau pembelajaran atau pendidikan
terdiri dari berikut ini :
1.
Lingkungan Sosial
adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
2. Lingkungan Personal meliputi individu-individu sebagai
suatu pribadi berpengaruh terhaap individu pribadi lainnya.
3.
Lingkungan Alam (fisik)
meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.
4. Lingkungan Kultural mencakup hasil budaya dan
teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung
pengajar.
Suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi psikologis : Stimulus bersumber atau
berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi
respon, yang menunjukan tingkah laku tertentu.
2. Fungsi pedagogis : Lingkungan memberikan
pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja
disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan.
3.
Fungsi
Intruksional : Program Intruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran
atau pembelajaran yang direncanakan secara khusus.
B.
Pengajaran Berpusat
pada Masyarakat
Pengajaran
yang berpusat pada masyarakat memiliki karakteristik, sebagai berikut :
a.
Pengajaran berorientasi
pada masyarakat.
b.
Pengajaran bertujuan
untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.
c. Kurikulum yang menjdi landasan pengajaran terdiri dari
proses-proses dan masalah-masalah nasional.
d. Kegiatan belajar memadukan antara kegiatan serba
langsung di msyarakat dengan kegiatan
belajar yang bersumber dari buku teks.
e.
Disiplin kelas
berdasarkan tanggung jawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan
mutlak.dll
1. Prosedur Belajar
Prosedur
belajar terdiri dari empat tingkatan, dari konkret menuju ke abstrak, dan dari
abstrak menuju ke konkret.
Pengajaran
yang berpusat pada masyarakat terutama dititikberatkan pada tingkat belajar
langsung melalui masyarakat yang konkret.
2. Beberapa Kebaikan
Pengajaran
yang berorientasi atau berpusat pada masyarakat memiliki beberapa kebaikan sebagai
berikut :
a)
Pengajaran bersifat
realistis.
b)
Pengajaran ini
menunbuhkan kerja sama dan integrasi antara sekolah dan masyarakat.
c)
Model pengajaran
inimemberi kesempatan luas bagi siswa untuk melakukan belajar secara aktif.
d)
Prosedur pengajaran
memberdayakan semua metode dan teknik pembelajaran secara sistematis dan
bervariasi.
e)
Model pengajaran ini
dilandasi oleh konsep pendidikan Education
is here and now.
3. Sumber-sumber
Masyarakat
Model
pengajaran berpusat pada masyarakat memberdayakan secara optimalsemua sumber
masyarakat untuk kepentingan penbelajaran siswa. Masyarakat secara keseluruhan
memiliki berbagai dimensi eperti, keluarga, pendidikan, teknologi, ekonomi,
politik, rekreasi, budaya, sosial, dan dimensi kehidupan lainnya.
Kesimpulan
Guru
sewajarnya memperhatikan cara belajar yang dilakukan oleh individu di samping
memperhatikan bahan belajar dan kegiatan – kegiatan belajar. Untuk mencapai
tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan pada diri siswa maka guru
harus memperhatikan keadaan individu seperti : minat, kemampuan, dan latar
belakangnya. Disisi lain guru merancang kegiatan-kegiatan belajar dan bahan
pelajaran yang serasi dengan keadaan tadi. Jangan sampai kegiatan dan bahan –
bahan belajar justru menimbulkan rasa takut atau mematikan minat para siswa
aecara perorangan.
Dan
belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antar individu dan lingkungan.
Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu
memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat
terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku dan individu
menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang positif atau
bersifat negative. Hal ini menunjukan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor
yang penting dalam proses belajar mengajar.
No comments:
Post a Comment