Friday, October 14, 2011

Landasan Ilmu Pendidikan

HUBUNGAN KEBUDAYAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Pandangan bahwa pendidikan merupakan gejala kebudayaan didasarkan pada hal-hal berikut :
a)                  Manusia Adalah Makhluk Budaya
Pendidikan hanya dapat dilakukan oleh makhluk yang berbudaya dan yang menghasilkan nilai kebudaya yaitu manusia hal ini juga merupakan perbedaan antara manusia dan hewan dengan adanya budaya dan pendidikan. Sifat dunia hewan statis, dimana intrik dan reflek sebagai pembatasa (misalnya lingkungan air, udara dan tanah). Kehidupan tersendiri bagi hewan tersebut. Sifat dunia manusia terbuka, dimana manusia member arti bagi dunianya (secara kongkrit).
 b)                  Perkembangan  Pendidikan Sejajar Dengan Perkembangan Budaya
Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin kebudayaan (pendidikan bersifat reflektif). Pendidikan juga bersifat progresif, yaitu selalu mengalamiperubahan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan. Kedua sifat tersebut berkaitan dan terintegrasi. Untuk itu perlu pendidikan formal dan informal (sengaja diadakan atau tidak).Perbedaan kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa lain,membuat perbedaan system, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan kebudayaan.
 c)                  Pendidikan Informal dan Pendidikan Formal sama Derajatnya dan Harus ADA Kesejahteraan Tujuan
Pendidikan informal lebih dahulu ada dari pada pendidikan formal (education dan schooling), pendidikan informal merupakan unsure mutlak kebydayaan untuk semua tingkat kebudayaan yang muncul karena adanya pembagian kerja. Pada dasarnya keduanya disengaja dan gejala kebudayaan, pemisahan keduanya tidak berguna. Tugas kebudayaan bukan memonopoli lembaga pendidikan formal, tetapi kebersamaan warga dan Negara karena segala unsure kebudayaan bernilai pendidikan baik direncanakan atau tidak.
MASALAH KEBUDAYAAN
Beberapa Definisi Kebudayaan Menurut para ahli :
1.      Edward B. Taylo
Segala sesuatu pada kebudayaan tidak dimiliki manusia sebagai manusia,tetapi hanya harus diperoleh lewat kerja manusia. Manusia bisa menjadi manusia bila menduduki posisinya, yaitu dengan cara pendidikan.
2.      Freeman Budds
Budaya membimbing segala sesuatu tindak laku manusia. Menurut Taylor dan Budds agama termasuk budaya dan budaya lebih luas dari agama, agama merupakan hasil kebudayaan dan budaya merupakan ciptaan manusia. Jika agama buatan manusia maka agama bisa benar dan salah. Jika tidak benar  budaya hasil buatan manusia, maka segala ajaran dapat dibenarkan manusia dengan akalnya.
Kebenaran agama tidak selamanya dapat  dijangkau oleh rasio manusia. Jika dilihat dari konteks 2 pendapat diatas tentu keduanya bukan orang-orang agamis. Agama merupakan suatu yang lebih luhur dan suci kebudayaan.
Dari 2 pendapat diatas dapat disimpulkan hal-hal berikut :
*      Kebudayaan merupakan sesuatu yang melingkupi segala aspek kehidupan manusia
*      Kebudayaan tidak dimiliki manusia sejak lahir
*      Nilai norma dan kebudayaan menjadi nilai norma hidup
*      Isi pendidikan ditentukan isi materi kebudyaan dan tujuan pendidikan
*      Pendidikan, pengajaran kebudayaan merupakan suatu integrasi lengkap
*      Pengajaran merupakan suatu alat pendidikan dan pendidikan merupakan unsure kebudayaan
*      Kebudayaan bersifat edukatif
3.      Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan adalah buah budi manusia yang merupakan hasil prjuangan terhadap 2 pengaruh yang kuat, yaitu alam dan zaman yang merupakan kebutuhan hidup manusia untuk mengatasi tantangan hidup dan kehidupan guna mencapai keselamatan dan kebahagian yang bersifat tertib dan damai. Beliau mengingatkan bahwa kebudayaan merupakan kemurahan Tuhan. Menurutnya hubungan Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan adalah keduanya merupakan usaha kebudayaan semata-mata dimana perguruan merupakan taman persemaian kebudayaan bagi suatu bangsa. Sedangkan Pendidikan menurutnya  merupakan upaya untukmemejukan perkembangan budi pekerti  yang terintegrasi (batin, inteligensi dan tubuh) untuk memajukan kesempurnaan hidup selara alam dan masyarakat. Selamjutnya Pendidikan Nasional dinyatakan sebagai pandangan beralas garis hidup bangsanya dan ditujukan untuk keperluan peri kehidupannya yang mengangkat derajat Negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja sama dengan bangsa lain untuk kemuliaan seluruh dunia.
a.       Hubungan Antara Kebudayaan dan Agama
Terdapat  pandngan terhadap masalah apakah agama merupakan hasil kebudayaan atau sebaliknya kebudayaan merupakan hasil  buah budi manusia yang diilhami oleh tuntunan agama. Pendapat yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah sumber agama dank arena itu agama adalah unsure kebudayaan, hal ini tidak berarti jika kita menyatakan kebudayaan Hindu, kebudayaan Islam dan lainnya. Hal ini akan mengarah pada penolakkan terhadap jasa agama serta lembaga agma sebagai sumber perkembangan kebudayaan masa lalu dan sekarang. Pandangan tersebut juga tidak mengakui hakekat esensial agama yang terletak pada unsure wahyu yang dibawa Nabi dan Rasul dari Tuhan. Kebenaran pandangan tersebut mungkin terletak pada kebudayaan adalah hasil buah budi manusia termasuk didalamnya Nabi dan Rasul penerima wahyu dari Tuhan.
b.      Kebudayaan, Peradaban dan Tradisi
Kebudayaan, peradaban dan tradisi merupakan 3 istilah yang memiliki pengertian yang hampir sama, dimana perbedaannya hanya terletak pada penggunaannya, oleh siapa dan dalam bidang apa istilah tersebut digunakan. Peradaban sering digunakan dalam bidang antropologi sebagai kebudayaan yang telah mengalami perkembangan dan dimasukkan ke dalam kebudayaan modern (misalny primitive culture bukan primitive civilization). Tradisi sering digunakan oleh ahli sejarah dan kebudayaan merupakan istilah umum dari ilmu social dan berlaku umum untuk semua tingkat kebudayaan. Ki Hajar Dewantara menanamkan tradisi kebudayaan bangsa Indonesi sebagai “Achief National” yang menyimpan kekayaan batin bangsa.
Sistem Kebudayaan :
1.      Gagasan
2.      Idiologi
3.      Norma
4.      Teknologi
5.      Ilmu
6.      Kesehatan atau Kebersihan
7.      Benda
SEGI-SEGI PENDIDIKAN SEBAGAI GEJALA KEBUDAYAAN
Yang dimaksud dengan segi-segi atau aspek-aspek pendidikan adalah tujuan atau sasaran yang diperhatikan dan dibina serta dijadikan pedoman dalam pelaksanaan segala aktivitas yang besifat pendidikan yang sesuai dengan pandangan diatas.
Ada 10 segi pendidikan yang urutannya dapat diubah namun tidak dapat dikurangi untuk sesuai dengan kondisi dan situasi dimana pelaksanaan pendidikan akan dilaksanakan.
Pemisahan salah satu dari kesepuluh tersebut tidak mungkin dan idak dibenarkan tetapi hanya dibenarkan perbedaan dalam penekanan.
1.      Pendidikan adalah pembinaan tingkah laku perbuatan
Pendidikan merupakan proses pembinaan tingkah laku perbuatan agar anak belajar berfikir, berperasaan dan bertindak lebih semourna dan baik dari pada sebelumnya. Untuk tujuan tersebut maka pendidikan diarahkan pada seluruh aspek pribadi meliputi jasmani, mental kerohanian dan moral. Sehingga akan tumbuh kesadaran pribadi dan bertanggung jawab akibat tingkat perbuatan.
2.      Pendidikan adalah pendidikan diri pribadi
Lembaga pendidikan bertujuan mengembangkan diri dan selalu menggunakan daya kemampuan inisiatif dan aktifitasnya sesuai kata hatinya. Sehingga anak berkesempatan untuk belajar memikul tanggung jawab bagi kelangsungan pendidikan dan perkembangan pribadinya. Hal ini sesuai pernyataan Tagore bahwa pendidikan sebenarnya diri sendiri atau diri pribadi.
3.      Pendidikan diperankan di berbagai pusat lembaga
Tugas pendidikan adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh lembaga atau badan pendidikan yang diakui dan diberi hak hidup serta dilindungi undang-undang. Dengan demikian disamping lembaga pendidikan sekolah (sebagai perantara, pemersatuan serta mempertinggi usaha pendidikan) maka keluarga masyarakat juga menerima tugas kewajiban untuk manusia yang menjadi anggotanya.
4.      Pendidikan diarahkan kepada keseluruhan aspek kebudayaan dan kepribadian
Pendidik dan lembaga pendidikan harus mengakui kepribadian dan menggalang adanya kesatuan segala aspek kebudayaan, disini manusia membutuhkan latihan dalam menggunakan kecerdasannya dan saling pengertian. Aspek-aspek kehidupan telah dirumuskan oleh Edward Springer sebagai :
Aspek intelek menghasilkan manusia teoritis, social manusia pengabdian, estetis manusia seni, politi manusia kuasa, agama manusia kuasa dan ekonomi manusia-manusia untung serta sebagai tambahan oleh Prof. A. Sigit aspek keluarga menjadikan manusia cinta kasih.
5.      Pendidikan berlangsung sepanjang hidup (Life Prose)
Menurut Langeveld kewibawaan penting dalam pendidikan sehingga proses pendidikan dibatasi pada proses pendidikan dari muali anak muali mengerti dan mengakui kewibawaan sampai anak tunduk pada kewibawaannya sendiri yang bersumber dari kat hatinya.
6.      Pendidikan adalah persiapan penyesuaian yang intelligent terhadap perubahan social
Sifat pendidikan reflektif dan progresif harus meneruskan nilai kebudayaan dan mengantarkan anak didik pada alam kedewasaan serta membimbing kearah kerja membangun masa depan. Untuk itu pendidik harus mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan turut serta dalam masyarakat.
7.      Pendidikan haru mengabdi seluruh massa rakya
Menurut sejarah perkembangannya, pendidikan mengalami 2 macam perkembangan, yaitu :
Ø  Pendidikan sebagai pengabdi kelas atau golongan masyarakat, diperuntukan untuk kepentingan sebagaian kecil masyarakat misalnya colonial Belanda.
Ø  Pengabdi massa atau segala lapisan masyarakat, diperuntukan untuk demokrasi masyarakat tanpa beda kelas.
8.      Pendidikan harus diarahkan kepembinaan cita-cita hidup yang luhur
Bila pendidikan dimasukan kedalam tingkah laku perbuatan manusia maka pendidikan harus menyesuaikan diri dengan tujuan hidup manusia, selanjutnya tujuan hidup tersebut ditentukan oleh filsafat hidup yang dianut seseorang, maka tujuan pendidikan manusia harus bersumber pada filsafat hidup individu yang melaksanakan pendidikan. Tujuan pendidikan manusia tidak dapat terlepas dari tujuan hidup manusia yang didasarkan pada filsafat hidup tertentu.
9.      Pendidikan jiwa Nasionalisme seimbang dengan jiwa Internasionalisme
Pendidikan adalah pembinaan jiwa Nasionalisme yang sehat dan wajar, tidak menjurus Chauvinisme atau Internasionalisme yang melenyapkan jiwa Nasionalisme. Adanya masalah dan perbedaan paham-paham tersebut disebabkan 3 hal yaitu :
§      Tetap adanya perang.
§      Adanya efek relative kebahagiaan bangsa tertentu namun kesengsaraan bagi bangsa lainnya.
§      Ras kebersamaan pada bangsa-bangsa yang tertindas.
Pendidikan bertujuan mengusahakan perdamaian dan kesejahteraan duni dan manusianya, untuk itu usaha-usaha yang mengarah ke sana adalah : Pembinaan jiwa yang saling kerjasama antar bangsa, penghilangan Nasionalisme yang sempit, peniadaan doktrin superioritas dan inferioritas ras, pengembangan sifat positif atas kerjasama, pembinaan politik luar negeri dalam prinsip konsultasi koperatif, peningkatan taraf mental pendidikan manusia serta pembinaan penghormatan tata hidup yang berasakan demokrasi individu, masyarakat dan antar bangsa.
Hasil dari pembinaan diatas akan mewujudkan 3 kemungkinan yaitu:
    Komunisme Internasional, dengan bentuk terpimpin oleh Negara super disikuti Negara satelit.
    Organisasi Internasional, dengan peniadaan Negara super dimana tata hubungan berladasakan prinsip demokrasi.
    Kerjasama Regional, bentuk kerjasama dalam wilayah dan tujuan tertentu.
10.  Pendidikan agam unsure mutlak dalam pembinaan karakteristik dan bangsa
Hal ini didasarkan atas pandangan bahwa agama merupakan unsure mutlak dan sumber dari unsure kebudayaan, untuk itu pendidikan agama agar tidak di arahkan pada intelektualistis-verbalistis, sehingga menjadi pendidikan agama sebagai dasar tata kehidupan manusia,pribadi, di sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan agama tidak sama dengan etika, namun pendidikan pekerti tidak dapat dilepaskan dari agama sehingga dapat dikatakan kesusilaan yang diagamakan. Sehingga dihasilkan manusia berbudi luhur,sehat,berpikir bebas, berpengetahuan luas dan berjiwa ikhlas.
PENUTUP
Kesimpulan
Aspek-aspek pendidikan merupakan gejala kebudayaan, ini dinyatakan dengan definisi pendidikan sebagai tingkah laku sampai pembentukan jiwa nasionalisme pada manusia. Pendidikan bersifat normatif dengan memperhatikan dasar dan ajar. Untuk proses pendidikan itu sendiriharus memperhatikan 5 faktor-faktor dalam pendidikan  yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan. Untuk mewujudkannya diperlukan badan atau lembaga pendidikan yang dikelola dengan baik oleh pemerintah disamping pengelolaan oleh sasta yang mungkin memiliki pola yang bervariasi.
www.google.com

No comments:

Post a Comment