HUBUNGAN KEBUDAYAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Pandangan bahwa pendidikan merupakan gejala kebudayaan
didasarkan pada hal-hal berikut :
a)
Manusia
Adalah Makhluk Budaya
Pendidikan
hanya dapat dilakukan oleh makhluk yang berbudaya dan yang menghasilkan nilai
kebudaya yaitu manusia hal ini juga merupakan perbedaan antara manusia dan
hewan dengan adanya budaya dan pendidikan. Sifat
dunia hewan statis, dimana intrik dan reflek sebagai pembatasa (misalnya
lingkungan air, udara dan tanah). Kehidupan tersendiri bagi hewan tersebut. Sifat dunia manusia terbuka, dimana
manusia member arti bagi dunianya (secara kongkrit).
b)
Perkembangan Pendidikan Sejajar Dengan Perkembangan Budaya
Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan,
karena pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin
kebudayaan (pendidikan bersifat reflektif).
Pendidikan juga bersifat progresif,
yaitu selalu mengalamiperubahan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan. Kedua
sifat tersebut berkaitan dan terintegrasi. Untuk itu perlu pendidikan formal
dan informal (sengaja diadakan atau tidak).Perbedaan kebudayaan menjadi cermin
bagi bangsa lain,membuat perbedaan system, isi dan pendidikan pengajaran
sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan kebudayaan.
c)
Pendidikan Informal dan
Pendidikan Formal sama Derajatnya dan Harus ADA Kesejahteraan Tujuan
Pendidikan informal lebih dahulu ada dari pada pendidikan
formal (education dan schooling), pendidikan informal merupakan unsure mutlak
kebydayaan untuk semua tingkat kebudayaan yang muncul karena adanya pembagian
kerja. Pada dasarnya keduanya disengaja dan gejala kebudayaan, pemisahan
keduanya tidak berguna. Tugas kebudayaan bukan memonopoli lembaga pendidikan
formal, tetapi kebersamaan warga dan Negara karena segala unsure kebudayaan
bernilai pendidikan baik direncanakan atau tidak.
MASALAH
KEBUDAYAAN
Beberapa
Definisi Kebudayaan Menurut para ahli :
1.
Edward B. Taylo
Segala
sesuatu pada kebudayaan tidak dimiliki manusia sebagai manusia,tetapi hanya
harus diperoleh lewat kerja manusia. Manusia bisa menjadi manusia bila menduduki posisinya, yaitu dengan cara
pendidikan.
2.
Freeman Budds
Budaya
membimbing segala sesuatu tindak laku manusia. Menurut Taylor dan Budds agama
termasuk budaya dan budaya lebih luas dari agama, agama merupakan hasil
kebudayaan dan budaya merupakan ciptaan manusia. Jika agama buatan manusia maka
agama bisa benar dan salah. Jika tidak benar
budaya hasil buatan manusia, maka segala ajaran dapat dibenarkan manusia
dengan akalnya.
Kebenaran
agama tidak selamanya dapat dijangkau
oleh rasio manusia. Jika dilihat dari konteks 2 pendapat diatas tentu keduanya
bukan orang-orang agamis. Agama merupakan suatu yang lebih luhur dan suci
kebudayaan.
Dari
2 pendapat diatas dapat disimpulkan hal-hal berikut :
Kebudayaan merupakan sesuatu yang melingkupi segala
aspek kehidupan manusia
Kebudayaan tidak
dimiliki manusia sejak lahir
Nilai norma dan kebudayaan menjadi nilai norma hidup
Isi pendidikan ditentukan isi materi kebudyaan dan tujuan
pendidikan
Pendidikan, pengajaran kebudayaan merupakan suatu
integrasi lengkap
Pengajaran merupakan suatu alat pendidikan dan pendidikan
merupakan unsure kebudayaan
Kebudayaan
bersifat edukatif
3. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan
adalah buah budi manusia yang merupakan hasil prjuangan terhadap 2 pengaruh
yang kuat, yaitu alam dan zaman yang merupakan kebutuhan hidup manusia untuk
mengatasi tantangan hidup dan kehidupan guna mencapai keselamatan dan
kebahagian yang bersifat tertib dan damai. Beliau mengingatkan bahwa kebudayaan
merupakan kemurahan Tuhan. Menurutnya hubungan Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan adalah keduanya merupakan usaha kebudayaan semata-mata dimana perguruan merupakan taman persemaian kebudayaan
bagi suatu bangsa. Sedangkan Pendidikan
menurutnya merupakan upaya untukmemejukan perkembangan budi pekerti yang terintegrasi (batin, inteligensi dan
tubuh) untuk memajukan kesempurnaan hidup selara alam dan masyarakat.
Selamjutnya Pendidikan Nasional dinyatakan sebagai pandangan beralas garis
hidup bangsanya dan ditujukan untuk keperluan peri kehidupannya yang mengangkat
derajat Negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja sama dengan bangsa lain untuk
kemuliaan seluruh dunia.
a. Hubungan
Antara Kebudayaan dan Agama
Terdapat
pandngan terhadap masalah apakah agama
merupakan hasil kebudayaan atau sebaliknya kebudayaan merupakan hasil buah budi manusia yang diilhami oleh tuntunan
agama. Pendapat yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah sumber agama dank arena
itu agama adalah unsure kebudayaan, hal ini tidak berarti jika kita menyatakan
kebudayaan Hindu, kebudayaan Islam dan lainnya. Hal ini akan mengarah pada
penolakkan terhadap jasa agama serta lembaga agma sebagai sumber perkembangan
kebudayaan masa lalu dan sekarang. Pandangan tersebut juga tidak mengakui
hakekat esensial agama yang terletak pada unsure wahyu yang dibawa Nabi dan
Rasul dari Tuhan. Kebenaran pandangan tersebut mungkin terletak pada kebudayaan
adalah hasil buah budi manusia termasuk didalamnya Nabi dan Rasul penerima
wahyu dari Tuhan.
b. Kebudayaan,
Peradaban dan Tradisi
Kebudayaan,
peradaban dan tradisi merupakan 3 istilah yang memiliki pengertian yang hampir
sama, dimana perbedaannya hanya terletak pada penggunaannya, oleh siapa dan
dalam bidang apa istilah tersebut digunakan. Peradaban sering digunakan dalam
bidang antropologi sebagai kebudayaan yang telah mengalami perkembangan dan
dimasukkan ke dalam kebudayaan modern (misalny primitive culture bukan primitive
civilization). Tradisi sering
digunakan oleh ahli sejarah dan kebudayaan merupakan istilah umum dari ilmu
social dan berlaku umum untuk semua tingkat kebudayaan. Ki Hajar Dewantara
menanamkan tradisi kebudayaan bangsa Indonesi sebagai “Achief National” yang menyimpan kekayaan batin bangsa.
Sistem
Kebudayaan :
1. Gagasan
2. Idiologi
3. Norma
4. Teknologi
5. Ilmu
6. Kesehatan
atau Kebersihan
7. Benda
SEGI-SEGI PENDIDIKAN
SEBAGAI GEJALA KEBUDAYAAN
Yang dimaksud dengan segi-segi atau
aspek-aspek pendidikan adalah tujuan atau sasaran yang diperhatikan dan dibina
serta dijadikan pedoman dalam pelaksanaan segala aktivitas yang besifat
pendidikan yang sesuai dengan pandangan diatas.
Ada 10 segi pendidikan yang urutannya
dapat diubah namun tidak dapat dikurangi untuk sesuai dengan kondisi dan
situasi dimana pelaksanaan pendidikan akan dilaksanakan.
Pemisahan salah satu dari kesepuluh
tersebut tidak mungkin dan idak dibenarkan tetapi hanya dibenarkan perbedaan
dalam penekanan.
1.
Pendidikan adalah pembinaan tingkah laku perbuatan
Pendidikan
merupakan proses pembinaan tingkah laku perbuatan agar anak belajar berfikir,
berperasaan dan bertindak lebih semourna dan baik dari pada sebelumnya. Untuk
tujuan tersebut maka pendidikan diarahkan pada seluruh aspek pribadi meliputi
jasmani, mental kerohanian dan moral. Sehingga akan tumbuh kesadaran pribadi
dan bertanggung jawab akibat tingkat perbuatan.
2. Pendidikan
adalah pendidikan diri pribadi
Lembaga pendidikan bertujuan
mengembangkan diri dan selalu menggunakan daya kemampuan inisiatif dan
aktifitasnya sesuai kata hatinya. Sehingga anak berkesempatan untuk belajar
memikul tanggung jawab bagi kelangsungan pendidikan dan perkembangan pribadinya.
Hal ini sesuai pernyataan
Tagore bahwa pendidikan sebenarnya diri sendiri atau diri pribadi.
3.
Pendidikan diperankan di berbagai pusat lembaga
Tugas
pendidikan adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh lembaga atau badan
pendidikan yang diakui dan diberi hak hidup serta dilindungi undang-undang.
Dengan demikian disamping lembaga pendidikan sekolah (sebagai perantara,
pemersatuan serta mempertinggi usaha pendidikan) maka keluarga masyarakat juga
menerima tugas kewajiban untuk manusia yang menjadi anggotanya.
4.
Pendidikan diarahkan kepada keseluruhan aspek kebudayaan
dan kepribadian
Pendidik
dan lembaga pendidikan harus mengakui kepribadian dan menggalang adanya
kesatuan segala aspek kebudayaan, disini manusia membutuhkan latihan dalam
menggunakan kecerdasannya dan saling pengertian. Aspek-aspek kehidupan telah
dirumuskan oleh Edward Springer sebagai :
Aspek
intelek menghasilkan manusia teoritis, social manusia pengabdian, estetis
manusia seni, politi manusia kuasa, agama manusia kuasa dan ekonomi
manusia-manusia untung serta sebagai tambahan oleh Prof. A. Sigit aspek
keluarga menjadikan manusia cinta kasih.
5. Pendidikan
berlangsung sepanjang hidup (Life Prose)
Menurut Langeveld kewibawaan
penting dalam pendidikan sehingga proses pendidikan dibatasi pada proses pendidikan
dari muali anak muali mengerti dan mengakui kewibawaan sampai anak tunduk pada
kewibawaannya sendiri yang bersumber dari kat hatinya.
6. Pendidikan
adalah persiapan penyesuaian yang intelligent terhadap perubahan social
Sifat pendidikan reflektif dan progresif
harus meneruskan nilai kebudayaan dan mengantarkan anak didik pada alam
kedewasaan serta membimbing kearah kerja membangun masa depan. Untuk itu
pendidik harus mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan turut serta dalam
masyarakat.
7.
Pendidikan haru mengabdi seluruh massa rakya
Menurut
sejarah perkembangannya, pendidikan mengalami 2 macam perkembangan,
yaitu :
Ø
Pendidikan sebagai pengabdi kelas atau golongan
masyarakat, diperuntukan untuk kepentingan sebagaian kecil masyarakat misalnya
colonial Belanda.
Ø
Pengabdi massa atau segala lapisan masyarakat,
diperuntukan untuk demokrasi masyarakat tanpa beda kelas.
8.
Pendidikan harus diarahkan kepembinaan cita-cita hidup
yang luhur
Bila
pendidikan dimasukan kedalam tingkah laku perbuatan manusia maka pendidikan
harus menyesuaikan diri dengan tujuan hidup manusia, selanjutnya tujuan hidup
tersebut ditentukan oleh filsafat hidup yang dianut seseorang, maka tujuan
pendidikan manusia harus bersumber pada filsafat hidup individu yang
melaksanakan pendidikan. Tujuan pendidikan manusia tidak dapat
terlepas dari tujuan hidup manusia yang didasarkan pada filsafat hidup
tertentu.
9.
Pendidikan jiwa Nasionalisme seimbang dengan jiwa
Internasionalisme
Pendidikan
adalah pembinaan jiwa Nasionalisme yang sehat dan wajar, tidak menjurus
Chauvinisme atau Internasionalisme yang melenyapkan jiwa Nasionalisme. Adanya
masalah dan perbedaan paham-paham tersebut disebabkan 3 hal yaitu :
§ Tetap
adanya perang.
§ Adanya
efek relative kebahagiaan bangsa tertentu namun kesengsaraan bagi bangsa
lainnya.
§
Ras kebersamaan
pada bangsa-bangsa yang tertindas.
Pendidikan bertujuan mengusahakan
perdamaian dan kesejahteraan duni dan manusianya, untuk itu usaha-usaha yang
mengarah ke sana adalah : Pembinaan jiwa yang saling kerjasama antar bangsa,
penghilangan Nasionalisme yang sempit, peniadaan doktrin superioritas dan
inferioritas ras, pengembangan sifat positif atas kerjasama, pembinaan politik
luar negeri dalam prinsip konsultasi koperatif, peningkatan taraf mental
pendidikan manusia serta pembinaan penghormatan tata hidup yang berasakan
demokrasi individu, masyarakat dan antar bangsa.
Hasil dari pembinaan diatas akan
mewujudkan 3 kemungkinan yaitu:
☺ Komunisme
Internasional, dengan bentuk terpimpin oleh Negara
super disikuti Negara satelit.
☺ Organisasi
Internasional, dengan peniadaan Negara super dimana
tata hubungan berladasakan prinsip demokrasi.
☺
Kerjasama Regional, bentuk kerjasama dalam wilayah dan tujuan tertentu.
10. Pendidikan agam
unsure mutlak dalam pembinaan karakteristik dan bangsa
Hal
ini didasarkan atas pandangan bahwa agama merupakan unsure mutlak dan sumber
dari unsure kebudayaan, untuk itu pendidikan agama agar tidak di arahkan pada
intelektualistis-verbalistis, sehingga menjadi pendidikan agama sebagai dasar
tata kehidupan manusia,pribadi, di sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan agama
tidak sama dengan etika, namun pendidikan pekerti tidak dapat dilepaskan dari
agama sehingga dapat dikatakan kesusilaan yang diagamakan. Sehingga dihasilkan
manusia berbudi luhur,sehat,berpikir bebas, berpengetahuan luas dan berjiwa
ikhlas.
PENUTUP
Kesimpulan
Aspek-aspek pendidikan merupakan gejala kebudayaan, ini
dinyatakan dengan definisi pendidikan sebagai tingkah laku sampai pembentukan
jiwa nasionalisme pada manusia. Pendidikan bersifat normatif dengan
memperhatikan dasar dan ajar. Untuk proses pendidikan itu sendiriharus
memperhatikan 5 faktor-faktor dalam pendidikan
yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan. Untuk mewujudkannya
diperlukan badan atau lembaga pendidikan yang dikelola dengan baik oleh
pemerintah disamping pengelolaan oleh sasta yang mungkin memiliki pola yang bervariasi.
www.google.com
No comments:
Post a Comment