Anak Rumahan Yang Hidup Di Jalanan
Kalau kita dengar Anak Jalanan,”Apa itu
Anak Jalanan?”
Ada yang berpendapat bahwa anak jalanan
itu adalah anak-anak yang tidak terurus, tidak dibina, tidak dibimbing, tidak
mengerti pendidikan, tidak mau belajar, tidak memikirkan keluarga, orang tua
dan saudara-saudaranya, dan ada pula yang berpendapat kalau anak jalanan itu
“Nakal”.
Banyak juga orang beranggapan bahwa anak jalan adalah
anak-anak yang tidak memiliki orang tua atau keluarga yang broken home (cerai) atau bahkan orang tua yang tidak mampu
membiayai hidup mereka karena zaman semakin maju dan harga kebutuhan semakin
meningkat
Tapi semua itu hanyalah
pendapat-pendapat dari orang-orang yang melihat anak-anak jalanan dari sisi
luarnya saja. Orang-orang yang memberikan pendapat seperti itu,mereka itulah
yang tidak pernah tahu mengapa anak jalanan bisa jadi seperti apa yang mereka
pikirkan.
“Orang Rumahan yang Hidup di Jalanan”
itu adalah judul dari hasil observasi yang kami lakukan. Mengapa kami dapat
mengambil sebuah judul seperti itu?. Al Furqon yang biasa disebut Gam, anak
inilah yang membuat kami dapat mengambil judul seperti ini.
Al Furqon atau Gam yang sekarang berumur
15 tahun ini adalah anak pertama dari pasangan Bapak Hasan Basri dan Ibu Samsuarni.
Gam tinggal bersama dengan kedua orang tua dan dua saudara laki-lakinya.
Sebenarnya keluarga Gam berasal dari Aceh dan mungkin itu alasannya kenapa Al
Furqon sering dipanggil dengan sebutan Gam yang mungkin artinya Gerakan Aceh
Merdeka. Sekarang keluarga ini tinggal di jalan Tanah Merdeka 7.
Gam adalah salah satu anak jalanan yang
mendapat binaan dan bimbingan dari salah satu komunitas. KPJ (Komunitas
Penyanyi Jalanan) inilah yang membina dan membimbing Gam dan anak jalanan
daerah Pasar Rebo lainnya.
Kami berfikir untuk apa anak-anak itu
mengamen?,apa karena mereka ingin membantu orang tuanya atau mereka diusir dari
rumahnya. Apapun alasannya hanya mereka yang tahu. Tapi bukan itu alasan Gam
menjadi anak jalanan atau mengamen, karena menurut kami orang tua Gam termasuk
orang tua yang mampu membiayai anaknya untuk sekolah,hingga dia tidak perlu
putus sekolah dan akhirnya dia mengamen sekarang.
Seharusnya Gam sudah duduk di kelas XI
SMP tapi karena hal kesalah pahaman terhadap sekolahannya maka dia berhenti
sekolah. Sekarang setiap harinya dari jam 10 pagi sampai jam 6 sore, ia
mengamen di bis P9B dan hasil uang ngamennya dia tabung tapi, dia menyisihkannya
juga untuk bermain PS(Play Station).
Di KPJ(Komunitas Penyanyi Jalanan) ini
Gam dan anak jalanan lainnya di ajarkan tata tertib dalam mengamen seperti,
harus selalu rapi, sopan, tidak boleh minum-minuman beralkohol tidak boleh
“iseng atau nakal”. Mungkin di sinilah perbedaannya anak jalanan yang dibina
atau dibimbing dan mana yang tidak. Mengapa kami berpendapat seperti itu,
karena kami juga sering sekali melihat anak-anak jalanan yang liar atau urban,
dan setelah kami perhatikan itu jelas sekali benar-benar beda dengan anak-anak
jalanan yang dibina dan dibimbing.
Pak Adi, Pak Iwan, Pak Egi dan Bang
Jubing mereka semulah yang telah membimbing anak-anak itu, dan di sana mereka
juga membuat sanggar untuk anak-anak P9B tapi karena kekurangan biaya sampai
sekarang sanggarnya pun belum berjalan.
Ternyata hidup dijalanan tidak seindah
yang Gam bayangkan, seperti bermain dan kebebasan bereksplorasi tapi, hidup di
jalan itu juga banyak kejadian kekerasan yang dialaminya.
Gam mempunyai pengalaman sewaktu dia
mengamen di daerah Jakarta Barat (Grogol), setelah ia ngamen dan sedang
menghitung uang hasil mengamennya, tiba-tiba ada sekelompok anak jalanan yang
raut mukanya lebih menakutkan, mereka menghampiri Gam dan meminta setengah uang
hasil mengamennya tadi, dengan rasa takut akhirnya Gam pun memberikannya.
Kejadian itu terjadi ketika Gam belum bergabung dalam KPJ P9B ini.
Setiap orang
pasti mempunyai cita-cita, seperti anak-anak jalanan. Mereka pun juga mempunyai
cita-cita. Gam contohnya, dia bercita-cita ingin menjadi Anak Band. Ia pun
tahun ini berniat untuk melanjutkan sekolahnya yang tahun kemarin sempat
tertunda. Sebenarnya Ayahnya bekerja di PT TELKOM, tetapi kedua orang tua Gam
tidak pernah melarang ataupun marah kepadanya kalau dia lebih nyaman mengamen,
tapi bukan berarti orang tuanya membiarkan Gam untuk tidak bersekolah. Orang
tuanya pun selalu mendorong Gam agar mau tetap sekolah.
Dari KPJ P9B ini pun seperti almarhum Mbah Surip, Iwan
Fals mereka inilah yang awalnya memulai karirnya sebagai pengamen jalanan dan
dapat membuat karya yang dapat dikenang sampai mereka meninggal. Dan Gam
beserta anak-anak KPJ P9B yang lain pun juga sudah sering tampil di acara-acara
khusus seperti pada tahun 2007 yang lalu mereka pun tampil diacara yang dibuat
anak-anak mahasiswa UHAMKA ini.
Jadi jangan
selalu berfikir kalau anak-anak jalanan itu tidak bisa apa-apa, merekapun sama
seperti kita ingin selalu dihargai dan mungkin mereka lebih mempunyai ide yang
bagus dalam membuat karya-karya seni.
Dan dari hasil observasi yang telah kami lakukan ini
kami berpendapat bahwa, Tak selamanya hidup
itu indah selalu ada warna dalam menjalani hidup,tak ada orang yang hidup
bahagia dengan adanya materi tanpa adanya kasih sayang dari orang - orang yang
ada di sekitar kita,Dan tak ada yang hidup bahagia hanya karna kasih sayang
tanpa adanya materi, banyak orang beranggapan hidup akan lebih terasa jika ada
sesuatu yang baru dalam hidup.
Lampiran Pertanyaan
1. Siapa Nama
Kamu ?
2. Asal
Dari Mana ?
3. Tinggal
Di Mana ?
4. Tinggal
Sama Siapa ?
5. Nama
Orang Tua ?
6. Pekerjaan
Orang Tua ?
7. Berapa
Saudara ?
8. Ngamen
Dari Jam Berapa
Sampai Jam Berapa
?
9. Hasil
Uang Dari Mengamen Di Gunakan
Untuk
Apa ?
10.
Apahkah Orang Tua Kamu Tau Kamu Mengamen
?
11.
Kamu di suruh orang
tua atau keinginan
kamu sendiri untuk
Mengamen ?
12.
Apa yang kamu rasakan
lebih enak sekolah
atau mengamen
?
13. Dan kejadian – kejadian
apa saja yang
kamu rasakan selama
Mengamen ?
No comments:
Post a Comment