DEFINISI
PENELITIAN
Penelitian adalah suatu penyelidikan
atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam
mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah
tertentu. Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis
masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta
(David H. Penny, 2009).
Penelitian adalah penyelidikan dari
suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau
prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis (J. Suprapto MA,
2009).
Penelitian dapat didefinisikan sebagai
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
(Sutrisno Hadi MA, 2009).
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami
sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul
sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga
diperoleh pemecahannya (Mohammad Ali).
Kesimpulan Penelitian adalah suatu cara
untuk menemukan dan memperoleh kebenaran atau fakta-fakta dengan mencari bukti-bukti yang muncul
sehubungan dengan masalah itu sendiri.
A. Ciri
- ciri penelitian :
1. Memiliki
masalah, terumus jelas dan terperinci.
2. Memiliki
hipotesis, terumus jelas dan terperinci.
3. Terencana,
bertujuan dan bermetode.
4. Empiris,
berdasarkan observasi fenomena.
5. Berlogika,
berdasarkan analisis teoritis.
6. Berakurasi
dan valid, menggunakan instrumen yang tepat dan reliabel.
7. Memiliki
sumber data, primer dan sekunder.
8. Non-etikal,
bersifat objektif.
9. Siklikal,
sistematis.
10. Berproduk:
abstrak (berupa: prinsip, generalisasi, dan teoritik) atau konkret (berupa:
model atau alat)
B. Karakteristik
penelitian :
1. Berfungsi
menjawab permasalahan tertentu.
2. Dilakukan
secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu.
3. Melibatkan
kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyimpulan data (fakta dan opini).
C.
Langkah-langkah penelitian :
1. Identifikasi,
pemilihan, dan perumusan masalah.
2. Penelaahan
kepustakaan.
3. Penyusunan
hipotesis.
4. Identifikasi,
klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variable-variabel.
5. Pemilihan
atau pengembangan alat pengambil data.
6. Penyusunan
rancangan penelitian.
7. Penentuan
sample.
8. Pengumpulan
data.
9. Pengolahan
dan analisis data.
10. Interpretasi
hasil analisis.
11. Penyusun
laporan/publikasi penelitian.
A. INSTRUMEN
Instrumen
yaitu Alat Pengukur, maksudnya adalah penggunaan aturan untuk menetapkan
bilangan pada objek atau peristiwa. Dalam Penelitian, Instrumen digunakan untuk
mengukur nilai Variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan
digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.
Bila
variabel penelitiannya lima maka jumlah instrumen yang digunakan untuk
penelitian juga lima. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan,
tetapi masihada yang harus dibuat peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian
akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat,
maka setiap instrumen harus mempunyai skala.
B.
Jenis-Jenis Instrumen ada
1.
Wawancara
Wawancara adalah metode
pengumpulan data yang sudah mapan, karena beberapa sifatnya yang unik, masih
banyak dipakai. Salah satu aspek wawancara yang terpenting ialah sifatnya yang
luwes atau hubungsan baik dengan orang yang diwawancarai dapat memberikan
suasana kerjasama, sehingga memungkinkan diperolehnya informasi yang benar.
Pewawancara dapat mempertimbangkan macam orang yang diwawancarai serta situasi
ketika wawancara itu dilakukan. Pewawancara dapat menguraikan pertanyaan dan
menjelaskan maksud pertanyaan itu sekitarnya pertanyaan tersebut kurang jelas
bagi subyek. Kelebihan-kelebihan ini tidak dapat dalam taknik pengumpulan data
yang lain, seperti Kuescener dan tes.
Ada dua jenis wawancara
yaitu :
a.
Wawancara berstruktur.
Dalam wawancara
berstuktur, pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada subyek
telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pewawancara. Hal ini dilakukan kepada
semua responden. Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa pendekatan inni telah
dibakukan. Oleh karena itu, jawabannya dapat dengan mudah dikelompokan ddan
dianalisis. Kelemahannya, pendekatan ini kaku dan bisa tampak terlalu formal.
Pembaatasan-pembatasan yang dilakukan dalam teknik wawancara ini dapat
meningkatakan reliabilitas wawancara tersebut, tetapi dapat menurunkan
kemampuannya mendalami persoalan yaang diselidiki.
b.
Wawncara tak berstruktur.
Wawancara ini lebih
bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan, sikap, keyakinan
subyek, atau tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada
subyek. Wawancara seperti ini bersifat luwes dan biasanya direncanakan agar
sesuai dengan subyek dan susunan pada waktu wawancara dilakukan. Subyek
diberikan kebebasan menguraikan jawabannya serta mengungkapkan
pandangan-pandangannya sesuka hatinya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa
mennyimpang dari rencana semula dan memusat pada hal-hal yang dianggap penting.
2.
Kuescener.
Kuescener merupakan
alat mengukur sikap, prilaku keyakinan, pandangan hidup atau atribut dari
responden.
Keuntungan Kuescener
yaitu :
a.
Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b.
Dapat dibagikan secara serentak kepada
banyak responden.
c.
Dapat dijawab oleh responden menurut
kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
d.
Dapat dibuat anonim sehingga responden
bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab
e.
Dapat dibuat terstandar sehingga bagi
semua responden dapat dibuat pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan
Kuesccener yaitu :
1)
Responden sering tidak teliti dalam
menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar
diulang untuk diberikan kembali kepadanya.
2)
Sering sukar dicari validitasnya.
3)
Walau dibuat anonim, kadang-kadang
responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
4)
Sering tidak kembali, terutama jika
dikirim lewat pos.
5)
Waktu pengembaliannya tidak
bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Menyusun
Kuescener merupakan pekerjaan yang sulit dan memakan banyak waktu. Berikut ini
adalah saran-saran guna menyusun butir-butir kuescener tertulis :
(a)
Susunlah kuescener tersebut sedemikian
rupa sehingga mencerminkan mutu yang baik.
(b)
Usahakan Kuescener itu sesingkat
mungkin, sehingga tidak banyak menyita waktu responden.
(c)
Susunlah kalimat pertanyaan dalam
Kuescener itu sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh setiap responden.
(d)
Susunlah pertanyaan-pertanyaan dalam
Kuescener itu sehingga dapat menghasilkan jawaban yang tidak bermakna ganda.
(e)
Susunlah pertanyaan dalam Kuescener itu
sehingga dapat terhindar dari bias atau prasangka yang mungkin mempengaruhi
jawaban responden.
(f)
Pertanyaan-pertanyaan dalam Kuescener
hendaknya tidak menyesatkan karena adanya asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan.
(g)
Alternatif jawaban terhadap berbagai
pertanyaan dalam Kuescener hendaknya lengkap.
(h)
Hindari pertanyaan-pertanyaan yang dapat
menimbulkan rasa jengah, curiga, atau permusuhan dipihak responden.
(i)
Aturlah pertanyaan-pertanyaan itu
menurut urutan psikologis yang benar.
(j)
Susunlah pertanyaan-pertanyaan itu
sedemikian rupa sehingga jawaban-jawabannya dapat langsung ditabulasi dan
ditafsirkan.
(k)
Sebuah surat pengantar bersampul
tertutup, ditujukan kepada responden dengan menyebutkan nama dan gelarnya
lengkap, harus disertakan bersama kuescener.
(l)
Suatu tindak lanjut yang terencana perlu
dipersiapkan apabila peneliti ingin mencapai persentase pengembalian Kuescener.
3.
Tes.
Tes ialah seperangkat
rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.
Dua persyaratan pokok
bagi tes adalah validitaas dan reliabilitas. Persyaratan pokok yang lain bagi
tes adalah obyektivitas, yang ditunjukan oleh tingkat maksimum kesepakatan
diantara para pemberi skor.
4.
Observasi (Pengamatan).
Observasi adalah alat
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Menurut Yehoda
ciri-ciri Observasi yaitu sebagai berikut :
a.
Mengabdi kepada tujuan penelitian.
b.
Direncanakan secara sistematik.
c.
Dicatat dan dihubungkan dengan proposisi-proposisi
yang umum.
d.
Dapat dicek dan dikontrol validitas,
reliabilitas dan ketelitiannya.
Good
Akta mengemukakan ciri-ciri Observasi dalam penelitian sebagai berikut :
1)
Mempunyai arah yang khusus.
2)
Sistematik.
3)
Bersifat kuantitatif.
4)
Diikuti pencatatan segera.
5)
Menuntut keahlian.
6)
Hasilnya dapat dicek dan dibuktikan.
C.
SKALA PENGUKURAN.
Skala pengukuran
merupakan cara mengukur suatu variabel. Ada empat jenis skala pengukuran yaitu
:
1.
Skala Nominal.
Skala nominal adalah
ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan kepada obyek
mempunyai arti sebagai lebel saja, dan tidak menunjukan tingkatan apa-apa.
Istilah pengukuran skala nomminal umumnya digunakan untuk data atau obyek yang
hanya dapat diklasifikasikan pada beberapa kategori. Setiap kategori dalam
klasifikasi data tidak boleh saling tumpang tindih atau setiap peristiwa
bersifat saling lepas, suatu peristiwa tidak mempengaruhi peristiwa lainnya.
2.
Skala Ordinal.
Skala ordinal adalah
angka yang diberikan di mana angka-angka tersebut mengandung pengertian
tingkatan. Ukuran ordinal digunakan untuk mengurutkan obyek atau data yang
terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Skala ordinal hanyalah memberikan
nilai urutan atau ranking dan tidak menggambarkan nilai absolut.
3.
Skala Interval
Skala interval adalah
skala pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari obyek yang mempunyai
sifat ukuran ordinal, dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval
yang sama dan merupakan ciri dari obyek yang diukur.
4.
Skala Rasio.
Skala rasio adalah
skala yang mencakup semua akala yaitu nominal, ordinal, dan interval di samping
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari obyek yang diukur. Angka pada
skala rasio menunjukan nilai sebenarnya dari obyek yang diukur. Perbedaan
antara skala interval dan rasio adalah data skala rasio memiliki titik nol yang
mempunyai arti, dan rasio antara keduanya juga mempunyai arti.
Latihan
Soal.
1.
Penggunaan aturan untuk menetapkan
bilangan pada objek atau peristiwa disebut....
a.
Instrumen.
b.
Skala.
c.
Rasio.
Jawaban
: a. Instrumen.
2.
Di bawah jenis-jenis instrumen, kecuali....
a.
Kuescener.
b.
Interval.
c.
Observasi.
Jawaban
: b. Interval.
3.
Metode pengumpulan data yang sudah
mapan, karena beberapa sifatnya yang unik, masih banyak dipakai disebut....
a.
Wawancara.
b.
Kuescener.
c.
Observasi.
Jawaban
: a. Wawancara.
4.
Di bawah ini jenis wawancara, kecuali....
a.
Wawancara berstruktur.
b.
Wawancara tak berstruktur.
c.
Wawancara rasional.
Jawaban
: c. Wawancara rasional.
5.
Di bawah ini yang termasuk keuntungan
kuescener adalah....
a.
Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b.
Sering sukar dicari validitasnya.
c.
Sering tidak kembali jika dikirim lewat
pos.
Jawaban
: a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
6.
Seperangkat rangsangan yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka, disebut....
a.
Tes.
b.
Observasi.
c.
Kuescener.
Jawaban
: a. Tes
7.
Di bawah ini kelemahan kuescener, kecuali....
a.
Walau dibuat anonim, kadang-kadang
responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
b.
Dapat dibagikan secara serentak kepada
banyak responden.
c.
Waktu pengembaliannya tidak
bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Jawaban
: b. Dapat dibagikan secara serentak
kepada banyak responden.
8.
Alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki disebut....
a.
Tes.
b.
Observasi.
c.
Kuescener.
Jawaban
: b. Observasi
9.
Di bawah ini jenis skala yaitu, kecuali....
a.
Skala Nominal.
b.
Skala Rasio.
c.
Skala Kuescener.
Jawaban
: c. Skala Kuescener
10. Pemikiran
yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta disebut penelitian, menurut....
a.
David H. Penny.
b.
J. Suprapto MA.
c.
Sutrisno Hadi MA.
Jawaban
: a. David H. Penny
11. Pengertian
penelitian menurut Sutrisno Hadi MA, adalah....
a.
Penyelidikan dari suatu bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip
dengan sabar, hati-hati serta sistematis.
b.
Sebagai usaha untuk menemukan,
menembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
c.
Pemikiran yang sistematis mengenai
berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran
fakta-fakta.
Jawaban
: b. Sebagai usaha untuk menemukan,
menembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
12. Yang
dimaksud dengan skala ordinal adalah....
a.
Angka yang diberikan di mana angka-angka
tersebut mengandung pengertian tingkatan.
b.
Skala yang mencakup semua akala yaitu
nominal, ordinal, dan interval di samping memberikan keterangan tentang nilai
absolut dari obyek yang diukur.
c.
Ukuran yang paling sederhana, di mana
angka yang diberikan kepada obyek mempunyai arti sebagai lebel saja, dan tidak
menunjukan tingkatan apa-apa.
Jawaban
: a. Angka yang diberikan di mana
angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkat.
13. Skala
pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari obyek yang mempunyai sifat
ukuran ordinal, dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang
sama dan merupakan ciri dari obyek yang diukur disebut....
a.
Skala Nominal.
b.
Skala Ordinal.
c.
Skala Interval.
Jawaban
: c. Skala Interval.
14. Sebagai
instrumen pengumpulan data haruslah, kecuali....
a.
Valid.
b.
Tidak Valid.
c.
Diperhitungkan indeks kesukaran.
Jawaban
: b. Tidak Valid.
15. Alat
mengukur sikap, prilaku keyakinan, pandangan hidup atau atribut dari responden
disebut....
a.
Kuescener.
b.
Observasi.
c.
Tes.
Jawaban
: a. Kuescener.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiono,
Prof. DR, 2010, Metode Penelitian Bisnis,
Alfabeta, Bandung.
Arikunto,
Suharsimi, Prof. Dr, 2010, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Suharyadi,
S. H, Purwanto, 2008, Statistika untuk
Ekonomi dan Keungan Modern, Salemba Empat, Jakarta.
Rakhmat,
M.SC, Jalaluddin, Drs. 2002. Metode
Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Prof.
Dr. H. AbdulMadjid Latief, MM, M.Pd , Modul
Kuliah Metodologi Penelitian, 2011
No comments:
Post a Comment