BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Minat
Minat
adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir
perasaan senang pada individu. Minat yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang
dipilih seccara bebas oleh individu.[1]
Minat adalah sesuatu yang sangat penting
bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik serta mendorong orang untuk
melakukan suatu kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan
merelakan dirinya untuk terkait pada suatu kegiatan.[2]
Minat
merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.[3]
Minat
adalah Suatu raga lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyeluruh.[4]
Minat
adalah kecenderungan yang agak kurang menetap dalam diri subjek karena ia
merasa tertarik pada hal atau bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu.[5]
Minat
sangat erat hubungannya dengan kebbutuhan, misalnya seorang anak laki-laki yang
sedang berkembang, yang membutuhkan pertumbuhan fisik akan menaruh minat
terhadap aktifitas-aktifitas fisik seperti sepak bola, basket, dan
aktifitas-aktifitas lainnya yang dapat mempercepat pertumbuhan fisiknya.
Berdasarkan
berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang
untuk memilih dan melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain karena
ada perhatian, rasa senang dan pengalaman.
Guru
perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak. Antara lain adalah
sebagai berikut :
a.
Untuk meningkatkan minat anak-anak.
b.
Memelihara minat yang baru timbul.
c.
Mencegah timbulnya minat terhadap
hal-hal yang tidak baik.
d.
Sebagai persiapan untuk memberikan
bimbingan kepada anak tentang lanjutan study atau pekerjaan yang cocok baginya.
Cara-cara
memupuk minat yaitu :[6]
1).
Menciptakan aneka ragam kegiatan
belajar.
2).
Membangkitkan keinginan berhasil.
3).
Memberikat sesuatu yang bermanfaat untuk
kehidupan anak.
4).
Menyesuaikan materi pelajaran dengan
tingkat kematangan.
5).
Memberikan bimbingan belajar dengan
simpatik.
2. Pengertian Membaca
Membaca
adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca,
kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada
teori-teori membaca itu sendiri.
Henry
Guntur Taringan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan membaca, yaitu :[7]
1).
Pengenalan terhadap aksara-aksara serta
tanda-tanda baca.
2).
Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca
dengan unsur-unsur linguistik yang formal.
3).
Hubungan lebih lanjut dari A dan B
dengan makna.
Henry
Guntur Taringan berpendapat bahwa : “ Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”.[8]
Harimurti
Kridalaksana mengatakan “ Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik
yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu
semua”.[9]
Soedarsono
berpendapat bahwa “ Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan
sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian
dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat”.[10]
Membaca
adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan.[11]
3. Tujuan Membaca
Tujuan
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami
makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud
tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Henry Guntur Taringan
mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut :[12]
a.
Membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta, misalnya untuk mengetahui penemuan yang
telah dilakukan oleh sang tokoh.
b.
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama,
misalnya untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami
sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai
tujuan.
c.
Membaca untuk mengetahui urutan atau
susunan, organisasi cerita, seperti menemukan atau mengetahui apa yang terjadi
pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga atau seterusnnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,
adegan-adegan dan kejadian buat dramatisir.
d.
Membaca untuk menyimpulkan, membaca
inferensi, seperti menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah,
kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal.
e.
Membaca untuk mengelompokkan atau
mengklasifikasikan misalnya untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak
biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita atau
apakah cerita itu benar atau tidak benar.
f.
Membaca menilai, membaca mengevaluasi
seperti untuk menemukan apa sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran
tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam
cerita itu.
g.
Membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan dilakukan untuk menemukan bagaimana caranya sang tookoh
berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal.
Nurhadi
berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut :[13]
1).
Memahami secara detail dan menyeluruh
isi buku.
2).
Menangkap ide poko atau gagasan utama
serta tepat.
3).
Mendapatkan informasi tentang sesuatu.
4).
Mengenali makna kata-kata.
5).
Ingin mengetahui peristiwa penting yang
terjadi di masyarakat sekitar.
6).
Ingin memperoleh kenikmatan dari karya
sastra.
7).
Ingin mengetahui peristiwa penting yang
terjadi di seluruh dunia.
8).
Ingin mencari merk barang yang cocok
untuk dibeli.
9).
Ingin menilai kebenaran gagasan
pengarang.
10).
Ingin memperoleh informasi tentang
lowongan pekerjaan.
11).
Ingin mendapatkan keterangan tentang
pendapat seseorang (ahli) tentang definisi suatu istilah.
4. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan
adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri,
yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga
mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh
pembaca.[14]
Perpustakaan
merupakan unit kerja yang mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan mengolah
pemanfaatan koleksi untuk para pemakainya.[15]
Perpustakaan
merupakan sistem pengelolahan sumber informasi dengan ilmu perpustakaan oleh
tenaga terdidik bagi para guru, siswa, maupun karyawan.[16]
Maksud dibentuknya perpustakaan
antara lain :[17]
a.
Tempat mengumpulkan dalam arti aktif,
maksudnya perpustakaan tersebut mempunyai kegiatan yang terus-menerus untuk
menghimpun sebanyak mungkin sumber informasi untuk dikoleksi.
b.
Tempat mengolah atau memproses semua
bahan pustaka, dengan metode atau sistem tertentu seperti registrasi,
klasifikasi, katalogisasi, baik secara manual maupun menggunakan sarana
teknologi informasi, pembuat perlengkapan lain agar semua koleksi mudah digunakan.
c.
Tempat menyimpan dan memelihara. Artinya
ada kegiatan mengatur, menyusun, menata, memelihara, merawat, agar koleksi
rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, mudah diakses, tidak mudah rusak, hilang dan
berkurang.
d.
Sebagai salah satu pusat informasi,
sumber belajar, penelitian, dan rekreasi, preservasi serta kegiatan ilmiah
lainnya, memberikan layanan kepada pemakai, seperti membaca, meminjam,
meneliti, dengan cara cepat, tepat dan mudah.
e.
Membangun tempat informasi yang lengkap
dan “up to date” bagi pengembangan
pengetahuan (knowledge), keterampilan
(Skill), dan perilaku/sikap (attitude).
f.
Merupakan agen perubahan dan agen
kebudayaan dari masa lalu, sekarang dan masa ddepan.
5. Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya
perpustakaan memiliki fungsi yaitu :
1).
Fungsi Penyimpanan, bertugas menyimpan
koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh
perpustakaan.
2).
Fungsi Informasi, perpustakaan berfungsi
menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat.
3).
Fungsi Pendidikan, perpustakaan menjadi
tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non
formal.
4).
Fungsi Rekreasi, masyarakat dapat
menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber
informasi liburan seperti : novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.
5).
Fungsi Kultural, perpustakaan berfungsi
untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai
aktifitas, seperti : pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar,
dan sebagainya.
6. Tujuan Perpustakaan
Keberadaan perpustakaan
dimaksud untuk tujuan sebagai berikut :[18]
a).
Membantu proses belajar mengajar.
b).
Melakukan penelitian sederhana.
c).
Mengembangkan minat baca untuk
menciptakan kondisi belajar mandiri, terutama setelah lepas dari pendidikan
formal.
d).
Memperluas kesempatan belajar bagi peserta
didik.
e).
Membiasakan siswa mencari informasi
sendiri di perpustakaan secara manual maupun melalui komputer.
f).
Memperoleh bahan rekreasi yang sehat
melalui bacaan ringan, seperti surat kabar, majalah populer, maupun buku fiksi.
g).
Mengembangkan minat siswa maupun guru
dengan lebih memperdalam dibidang tertentu melalui bacaan.
7. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut
Bloom Prestasi Belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan
menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya
analisis, sintesis dan evaluasi.
Prestasi
Belajar adalah hasil belajar yang optimal yang pernah dicapai seseorang.[19]
Prestasi
belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi
belajar.
Tes
adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.
(1)
Pengertian Prestasi
Prestasi
adalah hasil, yaitu hasil dari belajar seseorang di bidang tertentu yang
berwujud penguasaan, penilaian tentang pengetahuan, nilai, dan sikap yang baik
dan keterampilan.[20]
(2)
Pengertian Belajar
Belajar
adalah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, terjadi selama
jangka waktu tertentu.[21]
Belajar
merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar.[22]
Belajar
pada manusia boleh dirumuskan sebagai berikut “ Suatu aktivitas mental/psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.[23]
Pendapat
H. H. Remmers, C. L. Morgan mengatakan bahwa belajar adalah memodifikasi
tingkahlaku disesuaikan dengan proses pertumbuhannyasendiri melalui proses
penyesuaian diri.[24]
Arthur
I. Gates mengatakan bahwa belajar adalah memodifikasi tingkahlaku melalui
proses latihan dan pengalaman.
(3)
Prinsip-Prinsip Belajar
(a)
Belajar pada hakikatnya menyangkut
potensi manusiawi dan kelakuannya.
(b)
Belajar memerlukan proses serta
kematangan diri para siswa.
(c)
Belajar akan lebih mantap dan efektif,
bila didorong dengan motivasi dari dalam/dasar kebutuhan atau kesadaran.
(d) Kemampuan
belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi
pelajaran.
(e)
Belajar dilakukan dengan tiga cara yaitu
dengan diajar langsung, pengalaman langsung dan pengenalan atau peniru.
8. Pengertian Siswa
Siswa
adalah satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan, dan
metode pengajaran. Sebagi salah satu kompponen maka dapat dikatakan bahwa siswa
adalah komponen yang terpenting diantara kompponen lainnya. Pada dasarnya “ia”adalah
unsur penetu dalam proses belajar mengajar.
9. Pengertian Guru
Guru
ialah semua orang yang berwewenang dan bertanggu jawabterhadap pendidikan siswa
individu maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.[25]
Guru
merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru.[26]
Guru
merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki
kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani.[27]
Jadi,
guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggu jawab dalam mendidik,
mengajar dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang
yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan
mengelolah kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dan proses pendidik.
10. Peran Guru
Peranan
guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebagai sumber informasi, tetapi
juga sebagai psikomotor, motivator, pembimbing dimana kepada siswa diberikan
kesempatan untuk mencari sendiri berbagai informasi, kemudian mengolahnya dalam
kelompok belajar. Dengan kata lain peranan guru dalam proses dalam proses
belajar mengajar yaitu :[28]
a.
Menstimulasi dan menantang siswa untuk
berfikir kritis.
b.
Memberikan fleksibelitas atau kebebasan
mengeluarkan pendapat, berinisiatif, dan bertindak.
c.
Memberikan dukungan moral kepada siswa.
d.
Menentukan diagnosis kesukaran siswa dan
membantu mengawasinya.
e.
Menanamkan rasa percaya pada diri
sendiri dan kesadaran harga diri siswa serta bersikap terbuka.
B. Penelitian yang Relevan
Minat
adalah gejala kejiwaan yang merupakan dorongan untuk tertarik atau tidak
tertarik pada sesuatu atas dasar penilaian, perasaan dan alasan tertentu yang
ada kaitannya dengan keinginan, kesukaran, cita-cita dan bakat berkenaan dengan
suatu objek akan menimbulkan perhatian yang tinggi terhadap objek itu dan
selanjutnya akan membentuk sikap positif. Seseorang yang menyukai suatu hal,
biasanya akan termotivasi dan mau melakukan aktivitas tersebut, minat menempati
tingkat yang paling dasar dari tingkatan afektif yang lain. Adapun urutan
adalah minat, apresiasi, sikap, nilai dan yang tertinggi adalah kebiasaan.
Untuk psikis yang terdapat dalam minat meliputi aspek kesadaran, kemauan,
penyeleksian, persetujuan, pengambilan keputusan, penerimaan dan pemilihan.
Membaca
merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian
untuk memahami suatu informasi melalui indra penglihatan dalam bentuk
simbosimbol yang rumit yang di susun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti
dan makna. Membaca adalah suatu kegiatan fisik dan mental. Melalui membaca dan
pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh. Inilah motivasi pokok
yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya minat membaca.
Pada
dasarnya membaca besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Hampir sebagian
besar kegiatan belajar adalah membaca. Orang yang senang membaca tentunya
terlebih dahulu orang tersebut harus mampu membaca, tetapi sebaliknya orang
yang mampu membaca belum tentu senang membaca. Kalaau seseorang tidak berminat
untuk mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan
baik mempelajari hal tersebut sebaliknya, kalau seseorang belajar dengan penuh
minat, maka dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Karena itu persoalan
yang biasa timbul ialah bagaimana mengusahakan agar hal yang disajikan sebagi
pengalaman belajar itu menarik minat membaca para pelajar, atau bagaimana
caranya menetukan agar para pelajar itu belajar mengenai hal-hal yang memang
menarik minat baca mereka. Disini perlu adanya pembinaan dan pengembangan minat
baca bagi siswa secara terus menerus dan terprogram. Pembinaan dan pengembangan
minat baca siswa tidak hanya harus berusaha semaksimal mungkin membina dan
mengembangkan minat baca siswa, sehingga perpustakaan sekolah benar-benar dapat
mengemban misinya sebagai pusat atau sumber belajar.
C. Kerangka Berfikir
Minat
adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan kegiatan
dengan baik serta mendorong orang untuk melakukan suatu kegiatan dan
menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya untuk terkait
pada suatu kegiatan.
Membaca
adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca,
kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada
teori-teori membaca itu sendiri.
Perpustakaan
merupakan unit kerja yang mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan mengolah
pemanfaatan koleksi untuk para pemakainya.
Prestasi
Belajar adalah hasil belajar yang optimal yang pernah dicapai seseorang.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
kajian teori dan kerangka berfikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1.
Buku-buku perpustakaan sangat membantu
siswa-siswi dalam mencari informasi.
2.
Siswa-siswi di SMA Muhammadiyah 4
tertarik dengan buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut.
3.
Ada beberapa siswa atau siswi
memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca di perpustakaan.
4.
Sering kali membaca itu bisa
mempengaruhi prestasi belajar siswa, terlebih lagi sudah menanamkan minatnya untuk
membaca.
[1] Drs. Wayan Nurkanca, Drs. P. P.
N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya
: Usaha Nasional,1982, Halm. 229
[2] J. U. Nasution, Basyral Hamidy,
Sapardi Djoko Damono, Suhardjo, Minat
Membaca Sastra Pelajaran SMA Kelas III DKI Jakarta, Jakarta : Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,1981, Halm. 1
[3] Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1990, Halm. 22
[4] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT Rineka Cipta,2003, Halm : 180
[5] W. S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta
: Grasindo,1993, Halm. 20
[6] DRS. Zulkifli. L, Teori
Belajar, Jakarta : STKIP Wijaya Bakti, 1988, Halm : 7
[7] Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa, Bandung : Angkasa,1979, Halm. 10
[8] Ibid., Halm. 7
[9] Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Jakarta : Gramedia,
1984, Halm. 122
[10] Soedar, Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta : PT Gramedia, 1989,
Halm. 4
[11] DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien, Bandung : Angkasa, 1986, Halm. 228
[12] Henry Guntur Taringan, Loc. Cit
[13] Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca, Bandung : CV Sinar Baru,
1989, Halm : 14
[14] Sutarno NS, M. Si, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia, 2003, halm : 7
[15] Drs. Muljani A. Nurhadi, M. Ed, Sejarah Perpuatakaan dan Pengembangannya di
Indonesia, Yogyakarta : ANDI OFFSET, 1983, Halm : 3
[16] Lasa Hs, Membaca Perpustakaan Madrasah dan Sekolah Islam, Yogyakarta :
AdiCita, 2002, Halm : 2
[17] Sutarno NS, M. Si, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia, 2003, Halm : 25
[18] Lasa Hs, Membaca Perpustakaan Madrasah dan Sekolah Islam, Yogyakarta :
AdiCita, 2002, Halm : 4
[19] DRS. Zulkifli. L, Teori
Belajar, Jakarta : STKIP Wijaya Bakti, 1988, Halm : 4
[20] Engkoswara, Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Karya,
1990, Halm : 129
[21] W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta : PT
Grasindo, 1991, Halm : 34
[22] Ibid., Halm : 35
[23] Ibid., Halm : 36
[24] DRS. Zulkifli. L, Teori
Belajar, Jakarta : STKIP Wijaya Bakti, 1988, Halm : 3
[25] Drs. N. A. Ametembun, Guru Dalam Administrasi Sekolah, Bandung
: SURI, 1990, Halm : 2
[26] DRS. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 1990, Halm : 4
[27] Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.
Pd., Profesi Kependidikan, Jakarta :
Bumi Aksara, 2010, Halm : 15
[28]
Proses Belajar Mengajar Dengan Strategi
CBSA, Jakarta : PT Rosda Jayaputra, 1990, Halm : 15
No comments:
Post a Comment